The Lord of The Rings

The Lord of The Rings The Third, The end of the Journey, The Best. Film Peter Jackson yang ketiga adalah akhir dari petualangan spektakuler para pahlawan Fellowship of the Ring. Menurutku Ini adalah yang terbaik dari trilogy yang menyita perhatian dunia, yang mengubah sejarah perfilman hollywood.

Pertarungan terakhir para pahlawan melawan Sauron. Academy Awar for Best Picture telah berhasil didapatkan karya ini, para Bintang sinema/ensemble cast bersatu lagi demi menghancurkan “One Ring” dan memusnahkan Sauron untuk selamanya. Trust me film ini benar benar layak untuk di tonton. agen bola

Director: Peter Jackson

Starring: Elijah Wood, Ian McKellen, Viggo Mortensen, Cate Blanchett, Liv Tyler, Orlando Bloom, Hugo Weaving. (And… GERARD BUTLER!! Semoga) sbotop

Synopsis:

Jika “The Fellowship of The Ring” menceritakan tentang penemuan The Fellowship dan petualangan mereka menghancurkan “One Ring”, dan “The Two Towers” menceritakan kebangkitan kegelapan melalui dua menara Mordor dan Isengard, Maka “The Return of The King” menceritakan tentang kebangkitan Sekutu saat kembalinya Aragorn sang pangeran yang hilang menjadi Raja Gondor dan memimpin pasukan sekutu untuk membantu The Fellowship dalam memusnahkan Sauron. https://www.americannamedaycalendar.com/

Frodo dan Sam bersama Gollum melanjutkan journey mereka menuju Mt. Doom demi menghancurkan “One Ring” sementara Gandalf, Aragorn serta anggota lain The Fellowship mengumpulkan pasukan sekutu dari penjuru Middle-Earth untuk mempertahankan kota Minas Tirith dari serangan Sauron. Dipenuhi Drama, Brotherhood, Cinta, dan COLOSSAL BATTLE. Luar biasa benar benar akhir yang pantas dari perjalanan

EPIC battles, EPIC Story, EPIC FINALE, this movie is E-P-I-C.. Bintang bintang bersinar sekali lagi bersatu untuk mengalahkan Sauron dan membebaskan Middle-Earth. Film ini punya ending yang sangat memuaskan, baru pertama lho aku lihat ending yang begitu “Magnifico”. Setelah perjalanan panjang yang meliputi dua film sukses, akhirnya perjalanan berakhir dengan sangat Statisfying.. Colossal Battle di Pellinoor Fields atau lebih sering disebut “The Battle of Gondor” adalah BATTLE terbaik sepanjang sejarah perfilman!! (300, Troy, Gladiator, Narnia ke LAUT aja!!) Para Pahlawan yang gugur di medan pertempuran benar benar di suguhkan dengan Emosional seakan para penonton pun merasa kehilangan.

Para aktor yang muncul di film pertama tapi ga muncul di film ke dua muncul di film ini sebagai Cameo. Naratif Screenplaynya Bagus banget!! Gue aja nganga lihatnya! Heh, sempurna deh film ini. Final Battle di Mordor juga GOKIL abis!! Semua yang telah dilalui mereka diakhiri diMordor. Saat saat seru dan tegang berakhir dengan damai di akhir film, jujur gue puas banget nonton film ini.

“Fellowship of The Ring” seperti MMORPG “World of Warcraft.”

“Two Towers” seperti “Warcraft” or Dragon Age.”

jadi “Return of The King” seperti “Dynasty Warriors” + “The Elder Scrolls”.

Asli Recommended Banget!! Absolutley must watch!

Pros (+)

+ True to the Book; semuanya sesuai dengan buku. Malah lebih hebat dari buku!

+ Ensemble Cast; aktor terkenal semua.

+ Epic World; Lebih Hebat dari Hogwarts atau Narnia.

+ EPIC Battle; setiap Epic Fantasy wajib punya perang skala besar.. THE BEST.

+ Long Duration; film ini lama coy! Dan memuaskan sekali!

Cons (-)

– Coba si Gerard Butler yang jadi Sauron! Pas kekalahan, dia dihujani Ribuan anak panah sambil teriak! Pasti bakal lebih GOKIL.

– Too Depending, kalo ga nton dua film sebelumnya pasti bakal bingung deh, tapi ta akan merusak kehebatan keseluruhan film ini koks.

Furious 7 Awal Baru di Tangan James Wan

Furious 7 Awal Baru di Tangan James Wan – Disutradarai oleh sineas yang biasa menggarap film horror tentu jadi sebuah perjudian tersendiri untuk franchise yang telah berjalan selama enam seri, Fast & Furious. Tapi semua hal yang meragukan tersebut akhirnya bisa dibuktikan langsung oleh James Wan.

Furious 7 menjelma menjadi sebuah film aksi yang kelasnya melejit jauh ke atas. Bahkan dengan segala kendala dalam proses penggarapannya, Furious 7 berhasil menciptakan klimaks yang luar biasa dengan ketegangan yang tak henti-henti. judi online

Pemburu Diburu

Seperti yang kita ketahui, di sekuel terbaru ini, Dominic Toretto dan kawan-kawan dihantui kembali oleh kasus lama yang pernah mereka jalani yang berkaitan dengan musuh mereka yaitu Owen Shaw. Sang kakak, Deckard Shaw menutut balas atas perlakuan mereka terhadap sang adik. Deckard Shaw mencari seluruh crew Dominic dan berniat membunuh mereka semua. sbobet88

Deckard dikenal sebagai pembunuh berdarah dingin dimana ia juga seorang mantan agen khusus Inggris. Keahliannya dalam bertarung tidak dapat diremehkan, Deckard mampu menghabisi satu regu keamanan hanya seorang diri. Tentu ini adalah ancaman serius bagi Dominic dan timnya. www.mrchensjackson.com

Mengetahui tim mereka jadi target buruan, para jagoan balap ini berniat memburu balik Deckard sebelum mereka sendiri yang dihabisi satu persatu. Namun cukup sulit mencari Deckard, tim ini pun harus berkolaborasi dengan pihak lain yang punya kepentingan sama, yaitu memburu Deckard Shaw.

Tentu tak ada nuansa horror mencekam seperti Insidious, Conjuring atau Annabelle yang diberikan oleh James Wan. Tapi pemicu adrenalin yang dihadirkan oleh sang sutradara untuk film action sepertinya masih melekatkan ciri miliknya.

Plot yang dihadirkan di Furious 7 dengan cepat sukses menghipnotis penonton. Bahkan dialog awal saat Deckard bertemu dengan Owen Shaw langsung dibumbui dengan ledakan dan tembakan. Meskipun terasa sedikit berlebihan, sepertinya James Wan ingin sedikit memberi signal bahwa apa yang anda saksikan dalam dua jam kedepan adalah film laga dengan aksi penuh.

Semua pemain dapat porsi yang seimbang dan memegang kendali masing-masing. Bahkan terasa lebih banyak aksi laga yang dilakukan ketimbang kejar-kejaran mobil seperti yang kita saksikan di sekuel-sekuel sebelumnya. Ada beberapa karakter yang dipasangkan dalam pertarungan fisik, yang melibatkan Vin Diesel vs Jason Statham, Paul Walker vs Tony Jaa sampai aktris wanita Michelle Rodriguez yang bertarung melawan pegulat UFC Ronda Rousey. Sementara aksi kocak Tyrese Gibson dan juga Chris Bridges jadi sedikit tambahan yang memberikan nuansa rileks ditengah ketegangan dan aksi laga yang serius.

Budget besar tentu satu keharusan untuk film action yang hebat. Tak tanggung-tanggung, James Wan menghadirkan moment-moment yang membuat kita menghela nafas panjang.

Ledakan-ledakan dahsyat, mobil-mobil berterbangan, dan juga gedung-gedung runtuh jadi sebuah kekacauan yang membuat kita terperangah. Namun visualisasi animasi 3D pada film masih kurang terasa, terlebih karena lebih banyak pengambilan gambar dengan gerakan berkecepatan tinggi.

Pemilihan lokasi untuk alur film juga begitu kompleks, dimulai dari daerah pegunungan, kemudian gurun pasir dan berakhir dengan kejar-kejaran ditengah kota. Hal ini membuat Furious 7 jauh dari kata monoton.

Tentu pembuat film tak ingin Furious 7 jadi sekedar film yang penuh aksi laga yang memukau, tapi juga punya story line yang jelas. Drama pada di film dibuat  penuh intrik dan lebih sulit ditebak. Dan hal yang paling banyak diterka oleh penonton nantinya adalah karakter Brian O’Connor yang diperankan oleh Paul Walker.

Banyak yang bertanya-tanya, alur seperti  apakah yang dipersiapkan untuk Brian, karena kita ketahui karakter tersebut tak mungkin lagi dilanjutkan setelah Paul Walker meninggal akibat kecelakaan mobil di 2013 silam. Semuanya akan terjawab pada film. Satu hal lagi yang menakjubkan yaitu saat peran Paul sebagai Brian telah digantikan oleh animasi CGI. Entah dari adegan mana CGI mulai berperan, karena sama sekali tidak terlihat adanya perubahan, seolah Paul Walker menyelesaikan syuting hingga akhir.

Pasti anda sudah tak sabar menyaksikan sekuel terbaru Fast & Furious ini, yang menjadi awal baru dari petualangan Brian O’Connor dan para crew. Furious 7 mulai tayang hari ini  di bioskop-bioskop kesayangan anda.

Film The Matrix

Film The Matrix – The Matrix melampaui zamannya. Film tech-noir besutan sutradara Wachowski bersaudara ini dirilis tahun 1999, tepat 20 tahun lalu.

Film ini menciptakan kembali tren aksi super hero di layar lebar, setahun sebelum film X-Men dirilis dan memamerkan koreografi pertarungan ‘wire-fu’ gaya Hong Kong setahun sebelum film silat Crouching Tiger, Hidden Dragon. judi bola

Efek ‘bullet-time’, yang menampilkan karakter film diserbu rentetan peluru dalam adegan lambat, banyak dicontoh oleh film-film aksi lain. Dengan begitu Sementara ide film tentang realitas virtual dan kecerdasan buatan, juga banyak ditiru. sbobet

Terlepas dari semua ini, betapapun, dalam beberapa hal penting, The Matrix dianggap sudah ketinggalan jaman sehingga sekarang tampak menjadi sekedar peninggalan. https://www.mrchensjackson.com/

Sama seperti ras manusia dalam kisah Wachowski di film itu, The Matrix terperangkap selamanya di tahun 1990-an.

DI Film ini Pahlawannya adalah Thomas Anderson yang diperankan Keanu Reeves, seorang programmer perangkat lunak yang bekerja sebagai peretas, yang dikenal sebagai Neo.

Setelah menerima beberapa pesan samar melalui komputernya, ia bertemu dua orang, Trinity yang diperankan Carrie-Anne Moss dan Morpheus yang diperankan Laurence Fishburne, yang juga memiliki nama-nama sok keren seperti dia.

Keduanya memberinya kabar yang mengganggu.

Dunia yang selama ini dia tahu – dan semua orang tahu, dalam hal ini – ternyata adalah simulasi realitas virtual yang disebut Matrix. Sementara dalam realitas aktual, bumi adalah gurun pasca-apokaliptik.

Tidak hanya telah terjadi perang antara manusia dan mesin-mesin artifisial yang cerdas, tetapi manusia juga tersesat, dan terpaksa memendam dendam ketika hidup dalam wahana luar angkasa, sementara “mimpi yang dihasilkan komputer” dipompa ke dalam otak mereka.

Namun, itu tidak selamanya berita buruk.

Sekarang setelah Anderson tahu bahwa Matrix pada dasarnya adalah sebuah permainan komputer, ia dapat membengkokkan aturan, dan membuat avatarnya menjadi sangat kuat, super cepat, dan mengenakan setelan yang necis.

Bahkan lebih baik lagi, dia ternyata adalah “The One”, seorang pemimpin seperti dewa yang telah dinubuatkan untuk menyelamatkan manusia dari robot yang menguasai mereka.

Ini adalah premis yang fantastis, tetapi memiliki kekurangan.

Secara umum, Anderson/Neo adalah salah satu dari para pahlawan yang membosankan yang tidak melakukan apa-apa untuk mendapatkan status pahlawan mereka.

Dia menjadi seniman bela diri yang tidak terkalahkan bukan dengan pelatihan selama bertahun-tahun, tetapi dengan terhubung ke program pengajaran selama beberapa jam.

Dan dia menjadi mahakuasa dalam Matrix bukan karena dia sangat berani, mulia atau pintar, tetapi karena, seperti kata Morpheus, dia bersedia “percaya”.

Sebelumnya, ketika dia masih seorang programmer komputer, Anderson juga bukan mesias pemula yang paling jelas.

Dia bukan pejuang lingkungan atau aktivis politik, tetapi seorang penyendiri yang satu-satunya alasan dia memenuhi syarat menjadi The One adalah karena kejahatan dunia maya yang tidak jelas yang sudah dilakukannya dan kecemasannya bahwa keberadaannya bukanlah yang semestinya.

“Kamu telah merasakannya seumur hidupmu,” ujar Morpheus lirih (Anderson sendiri sangat sedikit berbicara di film ini), “bahwa ada sesuatu yang salah dengan dunia. Kamu tidak tahu apa itu, tetapi ada di sana, seperti serpihan dalam pikiranmu, membuatmu marah. “

Sikap inilah yang sekarang tampak kuno – sangat mencolok di akhir abad ke-20.

Anderson tidak terjaga di malam hari oleh perang atau perubahan iklim atau kebangkitan fasisme. Dia tidak berkampanye untuk kesetaraan hak – dan dia tentu saja tidak melakukan latihan kung-fu.

Dia adalah pekerja kerah putih yang masalah paling mendesaknya adalah sedikit ketidakpuasan dengan kehidupan kantor.

Dia, pada dasarnya, adalah adik Chandler Bing yang kurang cerdas dalam serial Friends. Dan mereka punya banyak saudara lain. Salah satunya adalah narator tanpa nama yang diperankan Edward Norton dari film Fight Club.

Yang lainnya adalah Peter Gibbons (Ron Livingston), seorang programmer perangkat lunak yang tidak puas dalam komedi populer Office Space besutan sutradara Mike Judge.

Kedua film tersebut dirilis pada tahun 1999, seperti yang dilakukan The Matrix. Meski ketiganya tampak beda, semua film berbagi tema yang prevalensinya pada budaya pop 1990-an memuncak dengan debut sitkom BBC2 The Office, pada Juli 2001.

Temanya adalah menjadi seorang profesional yang tampan, kelas menengah, berusia tiga puluhan yang pada akhirnya kariernya tidak terlalu memuaskan.

Fim The Matrix mungkin menyinggung Alice in Wonderland dan The Wizard of Oz, Jean Baudrillard dan Jesus, tetapi tesis utamanya ada di sana di poster Office Space: “Work Sucks”.

Salah satu dari banyak elemen dalam film karya Wachowski bersaudara ini memiliki kesamaan dengan Office Space dan Fight Club adalah urutan yang bisa Anda sebut ‘Amukan Pekerja Kantor’.

Dalam Office Space, Peter dan teman-temannya secara ritual menghancurkan printer yang rusak dengan tongkat baseball.

Dimana Fight Club, sang anti-hero menghancurkan selusin blok menara di distrik keuangan.

Dalam The Matrix, Agen Smith (Hugo Weaving) menginterogasi Morpheus – bukan di sarang bawah tanah atau pesawat ruang angkasa yang mengorbit, tetapi, dengan jelas, di gedung pencakar langit perusahaan.

Pada saat ini, karakter Keanu Reeves tidak lagi Thomas Anderson, programmer yang diomeli oleh bosnya karena datang terlambat bekerja.

Dia telah terlahir kembali sebagai Neo, seorang penuntut balas yang berjalan ke lobi gedung pencakar langit, ditemani oleh seorang wanita Amazon dalam setelah baju hitam ketat, dan kemudian secara akrobatik membantai penjaga keamanan gedung. (ada banyak orang idak bersalah terbunuh di The Matrix), sebelum menghancurkan tempat itu dengan bom dan helikopter tempur.

Film Titanic 1997

Film Titanic 1997 – Titanic adalah film roman dan bencana epik Amerika 1997 yang disutradarai, ditulis, diproduksi bersama, dan disunting bersama oleh James Cameron. Menggabungkan kedua aspek historis dan fiksi, film ini didasarkan pada kisah tenggelamnya RMS Titanic, dan dibintangi oleh Leonardo DiCaprio dan Kate Winslet sebagai anggota dari berbagai kelas sosial yang jatuh cinta di atas kapal selama pelayaran perdananya. sbobet

Inspirasi Cameron untuk film ini berasal dari ketertarikannya dengan bangkai kapal; dia merasa kisah cinta diselingi dengan kehilangan manusia akan menjadi penting untuk menyampaikan dampak emosional dari bencana. Produksi dimulai pada 1995, ketika Cameron merekam cuplikan kecelakaan Titanic yang sebenarnya. hullcrave

Adegan-adegan modern pada kapal penelitian ditembakkan di atas Akademik Mstislav Keldysh, yang digunakan Cameron sebagai pangkalan saat merekam kecelakaan itu. Model skala, citra yang dihasilkan komputer, dan rekonstruksi Titanic yang dibangun di Baja Studios digunakan untuk menciptakan kembali tenggelamnya. premiumbola

Film ini dibiayai bersama oleh Paramount Pictures dan 20th Century Fox; mantan menangani distribusi di Amerika Utara sedangkan yang kedua merilis film internasional. Itu adalah film termahal yang pernah dibuat pada saat itu, dengan anggaran produksi $ 200 juta. www.benchwarmerscoffee.com

Setelah dirilis pada 19 Desember 1997, Titanic mencapai kesuksesan kritis dan komersial yang signifikan. Dinominasikan untuk 14 Academy Awards, itu mengikat All About Eve (1950) untuk nominasi Oscar terbanyak, dan memenangkan 11, termasuk penghargaan untuk Film Terbaik dan Sutradara Terbaik, mengikat Ben-Hur (1959) untuk Oscar terbanyak yang dimenangkan oleh satu film tunggal .

Dengan jumlah bruto di seluruh dunia awal lebih dari $ 1,84 miliar, Titanic adalah film pertama yang mencapai tanda miliar dolar, dan menjadi film terlaris tertinggi pada saat itu, sampai Avatar Cameron’s melampaui itu pada 2010. Versi 3D Titanic, dirilis pada tanggal 4 April 2012, untuk memperingati seratus tahun tenggelamnya, mendapatkan tambahan $ 343,6 juta di seluruh dunia, mendorong total film di seluruh dunia menjadi $ 2,18 miliar dan menjadikannya film kedua dengan penghasilan kotor lebih dari $ 2 miliar di seluruh dunia (setelah Avatar). Pada 2017, film ini dirilis ulang untuk ulang tahun ke 20 dan dipilih untuk disimpan di United States National Film Registry.

Bagi kamu yang lahir di tahun 80an atau di awal tahun 90an pasti tahu tentang film fenomenal yang berjudul Titanic. Film ini terinspirasi oleh kisah nyata tentang tenggelamnya kapal pesiar mewah asal Britania yang terjadi pada tanggal 15 April 1912 di Samudera Atlantik Utara pada pelayaran perdananya. RMS Titanic tenggelam karena menabrak gunung es dalam perjalanan dari Southampton, Inggri menuju New York City, Amerika Serikat.

Film Titanic ditayangkan pada tahun 1998 dengan biaya yang tidak sedikit dan mampu mendulang sukses menjadi film box office saat itu. Bahkan sampai saat ini film yang dibintangi oleh Leonardo DiCaprio dan Kate Winslet masih sering menjadi bahan obrolan ataupun parodi. Tetapi ternyata setelah 20 tahun berlalu ada kejanggalan cukup mencolok yang ditemukan dalam alur cerita film Titanic yang dipertanyakan.

Hal ini dilontarkan oleh seorang astrofisikawan dan komunikator ilmu pengetahuan AS , Neil deGrasse Tyson. Kejanggalan tersebut adalah adegan dimana setelah terjadinya insiden kapal menabrak gunung es dan tenggelam dikisahkan Jack yang diperankan oleh Leonardo DiCaprio menolong kekasihnya Rose (Kate Winslet) dengan menggunakan papan pecahan daun pintu. Diceritakan Jack akhirnya meninggal dalam dinginnya air laut sedangkan Rose selamat berkat pecahan daun pintu yang dinaikinya.

Nah, inilah yang dipertanyakan melihat ukuran papan daun pintu tersebut seharusnya bisa dinaiki oleh Jack juga sehingga Jack bisa selamat seperti Rose. Jika kamu sudah menonton filmnya mungkin juga akan berpikir dan berpendapat seperti Neil.

Mungkin Jack sudah mencoba naik ke papan tapi hanya dilakukannya sekali saja, dia sudah menyerah begitu gagal naik ke atas papan dan tidak mencobanya lagi, ungkap Neil kepada Huffington Post. Naluri bertahan hidup itu kuat pada setiap orang apalagi Jack sudah mampu melewati fase berat saat kapal Titanic tenggelam seharusnya dia bisa bertahan seperti karakter Matt Damon dalam “The Martian” lanjut Neil.

Sang sutradara film Titanic, James Cameron sepertinya menyadari kejanggalan yang mulai dipertanyakan saat ini dan dia memiliki jawabannya sendiri. Menurut Cameron kematian Jack merupakan bagian dari skenario dan bisa dipertanggungjawabkan.

Kejanggalan akhir kisah film Titanic memang sempat dibahas dalam sebuah acara tivi AS berjudul Mythbuster dimana kedua pembawa acaranya melakukan reka ulang scene kematian Jack dan seharusnya Jack bisa selamat dengan syarat pelampung yang dipakai Rose dipasang di bawah papan tersebut sebagai pelampung tambahan.

Review Film Habibie & Ainun

Review Film Habibie & Ainun – Hayoo, udah pada nonton film asli Indonesia yang berkualitas satu ini belum? Yak, film Indonesia emang akhir-akhir ini lagi mulai menggeliat lagi. Ngulet ngulet manja. Kemarin film 5cm. Baru tembus 1 juta penonton hanya dalam waktu 9 hari setelah penayangan. Dan baru kemarin lahir kembali satu film yang ga kalah Oke. https://morrowpacific.com/

Habibie dan Ainun

Pertama kali muncul iklan tentang film ini di bioskop, langsung udah ketebak ini film akan berjalan seperti apa dan akan berakhir seperti apa. Jujur, keinginan ku untuk akhirnya nonton film ini lebih karena salah satu sutradaranya adalah om Hanung dan pemeran utama laki-lakinya adalah bang Reza Rahardian. Pasti akan ada sinematografi yang ciamik dan bukan sekedar asal-asalan film. https://hullcrave.com/

Tapi tetep ada saja hal-hal yang menggagu dari film ini. Seperti konyolnya iklan-iklan yang sangat massif ditonjolkan disini. Hingga menampar akal sehat. Ya kali ada Gery Chocolatos di tahun 80an. Dan plis deh, tahun 90 an udah ada aja gitu Gerbang Tol Otomatis… Dan akan banyak sekali detail yang terlewat di film ini. Detail yang membuat film ini sedikit ganjil di beberapa scene. Tapi inilah review nya. Review sejujurnya. hullcrave.com

header habibie ainun

Scene pertama film ini mengambil settingan masa lalu saat Habibie dan Ainun masih SMA. Menceritakan bahwa ternyata memang jodoh itu sudah memiliki tanda-tanda. Banyak kesamaan diantara mereka berdua. Sebanyak perbedaan yang ada di dalamnya. Adegan yang cukup menggelitik adalah saat Habibie meledek Ainun dengan kata-kata “Gula Jawa”. Serta menganalogikan gula jawa sebagai gendut, item, dan jelek. https://www.benchwarmerscoffee.com/

Tapi aku rasa saat itu Habibie memang udah ada rasa sih ma Ainun. Jadi ceng-ceng in nya pake gula jawa. Kan Gula jawa walaupun gelap, tapi manis dan natural. Kalo Habibie bener-bener ga suka sama Ainun, harusnya ngledekinnya pake kata lain, “Aspartame” misalnya. Udah palsu, bisa jadi pemicu kanker pula.

Dan yang aku suka, penggambaran kejeniusan Habibie disini digambarkan dengan cara yang simple sehingga penonton akan tahu kalo sebenernya dia memang jenius tanpa harus terlalu banyak dijejali rumus-rumus membingungkan. Aku aja rumus fisika dari SMA yang masih ingat itu cuma S= V x T. Yang artinya Kesuksesan hubungan jarak jauh sesorang ditentukan oleh kecepatannya memberi kabar dan intensitas waktu berapa kali dalam sebulan ia pulang. #Yakali

compact_habibie-reza

Dan ada humor di film ini dikemas dengan cara yang asik. Segar dan tidak garing. Salah satunya adalah saat ada 6 orang pemuda tajir melipir datang bareng-bareng ke rumahnya Ainun buat ngajak jalan. Dah rapi-rapi, ada yang pake jas, setelan kemeja klimis, bahkan pake seragam yang menurutku lebih mirip seragam satpol PP. Semua bawa mobil dan pamer pendidikan tingginya. Tapi mereka cuma dapet teh hangat yang Ainun bikin sendiri plus jakpot ngobrol intens dengan….. Buapaknya Ainun! Hahaha.

Sedangkan Habibie yang cuma naik becak dan pake kemeja sadanya begitu datang, bapaknya sendiri yang nyambut keluar dan Ainun tanpa ba-bi-bu langsung deh ngegandeng Habibie keluar meninggalkan ke 6 pemuda tadi dengan ekspresi melongo tak tertahankan. #FreePukPuk buat para pemuda itu. Dan itu adalah PukPuk Moment pertama.

PukPuk Moment kedua menimpa Tukang Becak yang mengiringi Habibie dan Ainun berkencan. Gimana tukang becak ini ga layak dapet puk-puk kalo sepanjang jalan cuma jadi pendengar setia obrolan romantis mereka berdua. Bayangkan saudara-saudara, ujan-ujan, malem, ngayuh becak yang diisii dua orang, dan masih harus ngedengerin gombalan-gombalan pasangan yang mau ga mau harus kita denger coba. Ya, aku merasakan bagaimana penderitaanmu kawan. #FreePukPuk buat abang becaknya.

Satu lagi yang bikin salut dari film ini adalah penggarapan setting tempat yang benar-benar di garap serius. Penonton seperti dibawa ke Bandung tahun 50an kembali. Mobil-mobil antiknya, rumah tuanya, dan life style nya. Patut dapet acungan jempol mengingat Bandung yang macetnya audzubillah akhir-akhir ini.

Sampai pada adat pernikahan ala Jawa yang di gunakan Habibie saat wedding partinya dengan Ainun. Yang aku suka adalah saat Habibie dan Ainun saling lempar bunga melati. Menginspirasiku kalo nikah nanti bunga melatinya aku ganti pake Buah Duren ah.. Lebih besar, lebih wangi, dan pastinya lebih berkesan… Ah, romantisnya.. :’)  #RomantisDengkulmu

Kerennya film ini juga bisa membawa kita liburan gratis ke Aachen, Jerman tempat Habibie menimba ilmu dan memboyong keluarganya. Pengambilan gambarnya te sekali lagi memanjakan mata kita. Ceritanya, setelah menikah Habibie membawa Ainun ke Jerman dengan segala keterbatasannya saat itu.

Pengorbanan yang luar biasa dari seorang ainun. Dia mengorbankan kariernya sebagai dokter dan kehangatan kasih sayang Ibu Bapaknya demi menemani Habibie. Dan Habibie pun membayarnya lunas dengan sebuah janji menjadi suami terbaik yang dia tepati.

Hidup serba kekurangan di negeri orang itu ga mudah kawan. Tiada satupun yang bisa dijadikan tempat bergantung. Jauh dari siapa-siapa. Kalau tidak ada partner yang saling menguatkan, mungkin mereka sudah mati perlahan. Habibie sempurna untuk Ainun, dan Ainun sempurna untuk Habibie.

Mimpi Habibie untuk membuktikan bahwa putra-putri bangsa pun bisa berpresatsi di mata dunia akhirnya terwujud saat seorang om-om (yang aku lupa namanya) memanggilnya kembali ke Indonesia untuk membangun IPTN. Maaf ya Pak, aku sebut om-om. Habis dandannya ajaib sih. Pake syal, kacamata berwarna, menghisap cerutu, serta gaya duduk yang cara bicara yang kagak nahan cyiiinnn… tapi makasih lho saat itu udah bawa Habibie balik ke Indonesia.

Di Indonesia dengan cepat pengaruh kuat Habibie cepat sekali mendapat simpati publik bahkan sampai Om Soeharto pun takjub. Cita-cita mulia ditambah kejeniusannya mengaplikasikan rencananya menjadi #jleb moment disini. Sebagus-bagusnya rencana, kalau pelaksanaannya nol maka itu akan berakhir menjadi angan-angan belaka. Habibie menunjukan kepada kita tentang kuatnya Impian yang dipadukan dengan perbuatan. Impian ada, pengerjaannya pun serius.

Maka hasilnya voila! Pesawat gatot koco alias pesawat pertama yang di buat oleh anak-anak bangsa. Tapi tetep ya bejatnya pejabat-pejabat Indonesia memang sudah mengakar kuat sejak dulu. Perilaku culas, ancam-mengancam, membawa-bawa backing kuat, penyuapan dengan berbagai cara juga dimunculkan di film ini. Dan lucunya Om Hanung sendiri yang bawain tokoh antagonisnya. Berperan sebagai salah satu trah cendana, dia mencoba menyuap habibie untuk memenangkan tender perusahaannya. Agak-agak malu juga ama kelakuannya sih.